4 Golongan Wanita Penghuni Surga
Banjarmasin (28/11/2023), kembali dilaksanakan halaqah kitab kuning yang dibimbing oleh ustadz Araby di Masjid Abdurrahman Ismail. Dan pada pertemuan kali ini mahasiswa yang bertugas ialah:
• Zaini • Muhammad Haekal • Muhammad Afnan • Abdullah Syarif
Tersebut dalam riwayat, bahwa Nabi S.A.W bersabda:”Ada empat macam wanita yang masuk surga dan empat macam wanita yang lain masuk neraka. Diantaranya empat macam wanita yang masuk sorga adalah, istri yang memelihara kesucian (kehormatan dirinya), menaati perintah Allah dan menaati suaminya, banyak anaknya, penyabar, mudah menerima pemberian sedikit bersama suaminya, mempunyai rasa malu. Kalau suaminya tidak ada ditempat (sedang pergi) ia memelihara dirinya dan harta suaminya. Kalau suaminya sedang di rumah ia mengekang lisannya.
Yang lain adalah isteri yang ditinggal mati suaminya, ia mempunyai anak banyak tetapi ia menahan diri untuk kepentingan anak-anaknya, memelihara mereka berlaku baik pada mereka dan tidak menikah lagi karena khawatir jika menyia-nyiakan anak-anaknya itu.
Adapun empat wanita yang lain yang di tetapkan masuk neraka adalah, istri yang berlisan buruk pada suaminya, kalau suaminya sedang pergi ia tidak menjaga kehormatan dirinya, kalau suaminya berada dirumah lisannya terus mencerca dengan kata-kata yang buruk, dan isteri yang membebani suaminya dengan beban yang tidak sanggup dipikulnya, dan isteri yang tidak menutup dirinya dari lelaki lain bahkan ia keluar rumah dengan dandanan yang berlebihan, dan isteri yang tidak mempunyai aktivitas lain kecuali makan, minum, tidur dan tidak mempunyai kecintaan untuk melaksanakan sholat, tidak menaati Allah dan rasulnya dan tidak berusaha menaati suaminya. Isteri yang bersikap seperti itu adalah istri yang terlaknat, termasuk ahli neraka, kecuali jika segera bertaubat. (al hadits)
Kata Sa’ad bin waqash, aku mendengar Rasulullah S.A.W bersabda: “Sesungguhnya seorang istri jika tidak membesarkan hati suaminya sewaktu mengalami kesempitannya, maka Allah akan melaknatnya dan begitu pula para malaikat semuanya ikut melaknat dirinya. (al hadits)
Salman Al farisi mengatakan bahwa aku mendengar Rasulullah S.A.W bersabda: “Tidaklah seoarang istri yang memperhatikan lelaki yang bukan suaminya di sertai syahwat, kecuali kedua matanya kelak di hari kiamat akan di butakan”.
Abu ayyub Al anshari mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W bersabda: “Dilangit dunia, Allah menciptakan (menempatkan tujuh puluh ribu malaikat, d imana mereka melaknati setiap isteri yang menghianati suaminya dalam penggunaan hartanya. Di hari kiamat kelak mereka dikumpulkan bersama para tukang sihir, para dukun, kendati sepanjang hidupnya dihabiskan untuk melayani suaminya”. (al hadits)
Kata mu’awiyah, sesungguhnya aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W besabda: “Mana saja seorang isteri yang mengambil harta suaminya, tanpa seizinnya. kecuali dirinya mendapat tujuh puluh dosanya pencuri”. (al hadits) Rasulullah S.A.W bersabda:”Allah mengharamkan setiap orang msuk sorga
sebelum aku, hanya saja melihat dari sebelah kananku seorang perempuan yang mendahului aku menuju pintu sorga. Aku bertanya “Bagaimana perempuan ini mendahuluiku? Dijawab: “Hai Muhammad, dia adalah perempuan yang bagus. la mempunyai anak-anak yatim tetapi ia bersabar merawat mereka hingga mencapai usia beligh. Lalu dia bersyukur kepada Allah terhadap semua itu”. (al hadits)
Umar bin khatab mengatakan, bahwa Rasulullah S.A.W bersabda: “Mana saja isteri yang memperkeraskan suaranya kepada suaminya kecuali dilaknat oleh segala sesuatu yang tersinar oleh sinar mentari. (al hadits)
Abu dzar mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W bersabda: “Sesungguhnya kalaupun seseorang isteri beribadah seperti ibadahnya para malaikat dan manusia yang ahli ibadah. Kemudian ia membuat keprihatinan kepada suaminya karena masalah nafkah, kecuali pada hari kiamat ia datang sementara tangannya terbelenggu pada leher dan kakinya terikat, mulutnya dirobek, wajahnya pucat dan dirinya digantung oleh malaikat yang sangat keras seraya diseret menuju neraka”. (al hadits)
Salman Al farisi mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah S.A.W bersabda: “Mana saja isteri yang bersolek dan mengenakan wewangian, keluar rumah tanpa mendapat izin dari suaminya, maka sesungguhnya dia berjalan dalam kemurkaan Allah dan kebenciannya hingga kembali”. (al hadits)
Rasulullah S.A.W bersabda: “Mana saja isteri yang menukar pakaiannya dilain rumah dengan maksud sengaja di buka supaya terlihat lelaki lain, maka Allah pasti merobek penutupnya (yakni Allah tidak akan menutupi dosanya). (Hadis diriwayatkan oleh imam ahmad, imam thabrani, imam al-hakim dan imam al baihaqi)
Tersebut dalam riwayat Al hakim bahwa, ada salah seorang perempuan bertanya kepada Nabi S.A.W, katanya: “Sesungguhnya putra pamanku bermaksud melamar aku, karena itu jelaskan kepadaku apa saja hak-hak suamiatas istrinya. Jika hak-hak itu sanggup aku jalani niscaya aku siap menikah.
Rasulullah S.A.W menjawab:”Diantara hak-hak suami adalah seandainya dari hidungnya mengalir darah atau nanah, maka istrinya menjilatinya maka yang demikian itu belum cukup menunaikan hak-haknya. Seandainya diperbolehkan seseorang bersujud kepada orang lain, tentu aku perintahkan seorang istri supaya bersujud kepada suaminya”.
Wanita itu berkata: “Demi dzat yang mengutusmu dengan hak, selama di dunia aku tak akan menikah”.
Tersebut dalam riwayat diberitakan oleh Aisyah Ra bahwa, ada seorang perempuan datang menghadap Nabi S.A.W seraya berkata: “Hai Rasulullah, aku ini seorang wanita yang masih muda. Baru-baru ini aku sedang dilamar seseorang tapi aku belum suka menikah, sebenarnya apa sajakah hak-hak suami atas istrinya itu? “Rasulullah S.A.W mwnjawab:”Sekiranya mulai dari muka hingga sampai kakinya dipenuhi oleh penyakit bernanah, lalu istrinya menjilati seluruhnya, maka yang demikian itu belum terbilang memenuhi rasa syukur terhadap suami”. Perempuan muda itu berkata: “Kalau begitu pantaskah aku menikah?”. Rasulullah S.A.W berkata: “Sebaiknya menikahlah karena menikah itu baik”.
Tersebut dalam riwayat At thabrani: “Sesungguhnya seorang istri terhitung belum memenuhi hak-hak Allah ta’ala sehingga dia memenuhi hak-hak suaminya keseluruhan. Seandainya suaminya meminta dirinya sementara ia masih berada diatas punggung onta, maka ia tidak boleh menolak suaminya atas dirinya”. (yang di maksud meminta dirinya adalah meminta untuk melayani seksual suaminya). (Al hadits)
Ibnu Abbas Ra mengatakan, ada seorang perempuan dari kats’am menghadap Rasulullah S.A.W, katanya:”Aku ini seoarang perempuan yang masih sendirian, aku bermaksud menikah. Sesungguhnya apa sajakah hak- hak suami itu? Beliau menjawab:”Apabila suami menghendaki istrinya seraya terus menggoda, sementara waktu itu istrinya masih diatas punggung unta, maka ia tidak boleh menolaknya.
Diantara hak suami adalah hendaknya istri jangan memberikan sesuatu apapun dari rumahnya kecuali mendapat izin dari suaminya. Kalau ia tetap melakukan perbuatan itu, maka ia berdosa dan pahalanya diberikan kepada suaminya. Diantara hak suami yang lain adalah hendaknya istri jangan berpuasa sunnah kecuali mendapat izin dari suaminya, kalau ia tetap berpuasa maka hanya mendapat rasa lapar dan dahaga, puasanya tidak diterima. Kalau istrinya memaksa keluar rumah tanpa memperoleh izin dari suaminya maka ia dilaknati para malaikat, hingga kembali dan bertaubat”. (Al hadits)
1. Wanita muslim yang menegakkan sholat wajib lima waktu. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyatakan:
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
Oleh Hasanatun Aliyah, Wartawan Kantor Berita MINA
Wanita sangat dimuliakan dalam agama Islam dan Allah Subhanallahu Wa Ta’ala memberikan kedudukan khusus sebagaimana kewajiban yang dibebankan kepadanya.
Dalam meneguhkan kedudukan tersebut, Allah ta’ala sampai menurunkan surat An-Nisa guna menjelaskan kepada umat manusia mengenai segala hal terkait wanita.
Muhammad Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menyebut ada empat wanita mulia yang dijamin surga bahkan menyematkan sebagai penghuni surga terbaik.
Baca Juga: Di Balik Hijab, Ada Cinta
Pada buku Kisah-Kisah Indah Rasulullah Bersama Khadijah” karya Syaikh Mustofa Muhammad Abu Al-Ma’athi disebutkan bahwa Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu berkata “Rasulullah SAW pernah membuat 4 garis, kemudian beliau berkata, ‘Apakah kalian tahu garis apa ini?’ Para sahabat menjawab, ‘Allah dan Rasul-nya yang paling mengetahui.’ Kemudian Rasulullah berkata, “Wanita penghuni surga yang terbaik adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Aisyah binti Muzahim yang menjadi istri Fir’aun.”
Dalam riwayat yang lain, Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik wanita di alam semesta sekaligus pemuka ahli surga ada empat. Mereka adalah Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulallah SAW, Khadijah binti Khawailid dan Asiyah, istri Firaun.” (HR. Muslim, Hakim, dan Ahmad).
Ada banyak wanita dalam sejarah Islam yang bisa dijadikan teladan bagi para muslimah, namun disini penulis hanya akan mengulas empat wanita mulia penghuni surga terbaik yang disebutkan oleh Rasulullah sebagaimana dalam hadits di atas.
1. Maryam binti Imran
Baca Juga: Menjadi Pemuda yang Terus Bertumbuh untuk Membebaskan Al-Aqsa
Maryam binti Imran lahir di Nashirah, Nazareth, Palestina dari rahim seorang ibu bernama Hannah binti Faqudha. Ayah Maryam bernama Ali Imran bin Matsan. Dari silsilah ayah, Maryam masih keturunan dari Nabi Daud Alaihissalam. Sementara ibu Maryam bernama Hannah binti Faqudha. Hannah adalah adik dari istri Nabi Zakaria. Sehingga Maryam adalah keponakan Nabi Zakaria alahissalam.
Keluarga Ali Imran menjadi salah satu yang terpilih, bahkan disematkan sebagai nama surat dalam Al-Quran oleh Allah SWT. Di kalangan masyarakat Bani Israil ketika itu, keluarga Imran sangat terpandang. Pernikahan Imran dengan Hannah lama tak kunjung dikarunia seorang anak. Karena keimanannya mereka tetap bersabar sambil terus berdoa agar mendapatkan keturunan yang salehah. Doa Hannah diabadikan dalam Al Quran surat Ali-Imran ayat 35 berikut ini:
Artinya; “(Ingatlah), ketika isteri Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Allah SWT mengabulkan doa istri Ali Imran. Namun sayang sebelum sang anak lahir, Ali Imran sudah meninggal dunia. Tanpa didampingi sang suami, Hannah melahirkan seorang anak perempuan yang kemudian diberi nama Maryam. Hannah berdoa agar Allah SWT melindungi Maryam dan keturunannya dari godaan syaitan yang terkutuk.
Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini
Sesuai nazarnya, Hannah kemudian mengirimkan Maryam ke Baitul Maqdis. Setelah dilakukan musyawarah oleh masyarakat kala itu, pengasuhan Maryam akhirnya jatuh ke Nabi Zakaria sang paman.
Nabi Zakaria merawat Maryam di Baitul Maqdis. Di Baitul Maqdis, Maryam tinggal di tempat khusus. Dia menghabiskan waktu untuk beribadah kepada Allah SWT. Maryam merupakan satu-satunya perempuan yang namanya diabadikan menjadi nama surat dalam Al-Quran. Bahkan Allah menyebut nama Maryam sebanyak 30 kali. Salah satunya dalam Surat Al-Thahrim ayat 12.
Artinya: “Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.”
Karena itulah, Allah memilih Maryam untuk menjadi ibu dari Nabi Isa AS dengan tetap menjaga kesuciannya. Namun, karena kehamilannya terjadi tanpa seorang suami, cobaan dalam hidup Maryam pun menjadi tidak mudah. Keteguhan dan keimanan kepada Allah, kemuliaan Maryam ini pula yang menjadikan sosok wanita yang dijamin akan menghuni surga.
Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina
2. Khadijah binti Khuwailid
Khadijah binti Khuwailid bin Assad bin Abdul Uzza bin Qushayyi bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Fihr bin Malik bin Al-Nadhar bin Kinanah. Nasabnya bertemu dengan nasab Nabi Muhammad pada Kakeknya Qushayyi. Ibunya bernama Fathimah binti Zaidan bin Jundab (Al-Asham) bin Hajr bin Ma’ish bin Amir bin Lu’ay.
Khadijah adalah seorang wanita mulia, pengusaha sukses di Kota Makkah, Arab Saudi dan saudagar kaya di masa itu. Sebelum menikah dengan Rasulullah, Khadijah sudah dua kali menikah. Kedua mantan suaminya tokoh dan pemuka masyarakat yaitu Atiq bin Aidz bin Abdullah Al-Makhzumi dan Abu Halah Al-Taimi (Hindun bin Zurarah).
Khadijah berasal dari nasab terhormat, serta berprinsip cerdas dan selalu menjaga kehormatannya. Sehingga Ia menolak banyak pinangan dari kaum Quraisy karena mereka hanya menginginkan hartanya dengan menikahi Khadijah adalah caranya.
Baca Juga: Muslimah dan Masjidil Aqsa, Sebuah Panggilan untuk Solidaritas
Namun ketika mengenal Nabi Muhammad, Khadijah menemukan sosok yang berbeda dibandingkan dengan lelaki dari kaumnya. Ia melihat nabi Muhammad sebagai sosok lelaki yang begitu menjaga diri dan kehormatannya.
Berbagai sumber mengatakan bahwa saat menikah dengan Muhammad, Khadijah telah berusia 40 tahun, sedangkan Nabi SAW masih 25 tahun. Khadijah adalah istri pertama Rasulullah SAW dan merupakan orang pertama yang masuk Islam. Khadijah sangat berperan aktif dalam perjalanan dakwah Rasulullah SAW. Bahkan, ia rela memberikan seluruh hartanya demi membantu sang suami menyebarkan ajaran Islam.
Dari pernikahannya bersama Nabi Muhammad SAW, Khadijah memiliki enam orang anak. Mereka adalah Qasim, Abdullah, Ruqayah, Ummu Kultsum, Zaenab, dan Fatimah.
Khadijah merupakan sosok ibu dan istri hebat yang setia menemani suaminya di kala orang-orang kafir dan musyrikin memusuhinya. Dia selalu menghibur suaminya di kala sedih dan mendukung suaminya di kala letih. Karena sumbangsihnya yang begitu agung terhadap Islam, beliau dijamin masuk surga.
Baca Juga: Penting untuk Muslimah, Hindari Tasyabbuh
3. Fathimah binti Muhammad
Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah SAW. Putri Rasulullah dari pernikahan dengan Khadijah. Ia merupakan putri yang sangat taat dan patuh kepada orangtuanya. Fatimah juga dikenal memiliki kecantikan serta kepribadian yang baik, sabar, lembut hati, dan penyayang. Namanya pun memiliki arti ‘Fatimah yang selalu berseri’.
Meskipun ayahnya seorang pedagang kaya, Fatimah tidak dibesarkan dalam fasilitas keduniawian, melainkan dalam kancah perjuangan fisabilillah. Setelah Khadijah meninggal dunia, Fatimah banyak berperan menggantikan sosoknya.
Putri dari Nabi Muhammad SAW ini, menikah dengan sepupunya, Ali bin Abi Thalib yang merupakan putra dari ABu Thalib. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua orang anak bernama Hassan dan Hussain.
Baca Juga: Peran Muslimat dalam Menjaga Kesatuan Umat
Fatimah bahkan pernah membersihkan punggung ayahnya, Rasulullah dari kotoran bangkai hewan yang diletakkan orang kafir Quraisy. Ia jugalah yang selalu menghibur ayahnya saat beliau menghadapi tekanan-tekanan dari kaum Quraisy.
Fathimah salah satu anak perempuan Rasulullah yang dipilih Allah ta’la sebagai salah satu wanita ahli surga.
4. Asiyah Istri Fir’aun
Asiyah binti Muzahim bin ‘Ubaid. Asiyah merupakan istri dari Fir’aun. Meskipun dia memiliki suami yang mengaku sebagai Tuhan, dia mempercayai ajaran Nabi Musa AS.
Baca Juga: Derita Ibu Hamil di Gaza Utara
Setelah mengetahui keimanannya kepada ajaran Nabi Musa AS, Siti Asiyah harus menanggung siksaan pedih dari suaminya sendiri.
Bermacam-macam siksaan harus Siti Asiyah hadapi, tetapi dia tetap mempertahankan keyakinannya. Hingga akhirnya Siti Asyiah meninggal dalam keadaan tersenyum setelah mendapatkan siksaan hebat dari Firaun. Keteguhan Asiyah ini pun diabadikan oleh Allah dalam surat At-Tahrim ayat 11.
Artinya: “Dan Allah membuat isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
Keteguhan inilah yang menjadikan Asiyah tercatat sebagai wanita mukmin yang mendapatkan jaminan surga.
Baca Juga: Kiat Menjadi Muslimah Penuh Percaya Diri
Demikianlah empat wanita mulia penghuni surga terbaik, semoga dengan mengetahui kisah-kisahnya dapat kita jadikan pelajaran dan menjadikannya sebagai sosok wanita panutan dalam hidup. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Fitnah Medsos yang Perlu Diwaspadai Muslimah
Surga merupakan balasan bagi orang-orang yang beriman. Setidaknya, ada 4 golongan orang yang dirindukan surga.
Allah SWT menciptakan surga dengan tangan-Nya sendiri. Dikutip dari buku bertajuk Surga yang Allah Janjikan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, Allah SWT telah memilih salah satu surga sebagai tempat-Nya yang diistimewakan. Letaknya berdekatan dengan singgasana Allah ('Arsy).
Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang berasal dari Anas ibn Malik, Rasulullah SAW bersabda: "Allah SWT membangun surga Firdaus dengan tangan-Nya. Allah SWT membebaskannya dari semua orang musyrik dan semua peminum arak yang mabuk." (HR. Baihaqi).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdullah ibn Umar berkata, "Allah SWT menciptakan empat hal dengan tangan-Nya: singgasana ('Arsy), pena (qalam), surga Adn, Adam, lantas Allah mengatakan kepada semua makhluk 'Jadilah' maka semua itu menjadi." (Lihat Abu Syeikh dalam kitab Al-Uzhmah, 215).
Lantas, siapa orang-orang yang bisa masuk dalam surga-Nya?
Dalam sebuah hadits yang berasal dari Ibnu Abbas ra, dikatakan bahwa ada 4 golongan manusia yang dirindukan oleh surga. Nabi Muhammad SAW bersabda:
الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَالِى الْقُرْانِ, وَحَافِظِ اللِّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ
Artinya: "Surga merindukan empat golongan: orang yang membaca Al Quran, menjaga lisan (ucapan), memberi makan orang lapar, dan puasa di bulan Ramadhan." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Dilansir dari situs Kemenag Gorontalo, berikut penjelasan dari masing-masing golongan orang yang dirindukan surga.
1. Orang yang gemar membaca Al Quran (Taalil Qur'an)
Golongan pertama adalah orang-orang yang lisannya senantiasa digunakan untuk membaca kalam Allah SWT setiap waktu dan kesempatan yang ada. Bahkan, saat lapang maupun sempit.
Selain dirindukan oleh surga, orang yang rajin membaca Al Quran hatinya akan menjadi tenang. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ar-Rad ayat 28 sebagai berikut:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Artiya: "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Rad: 28).
Berdasarkan ayat di atas, dengan mengingat Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang maka hati akan menjadi tenang. Jika dimaknai lebih dalam, Al Quran adalah obat hati bagi manusia agar hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al Isra ayat 82 sebagai berikut:
وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
Artinya: "Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS. Al Isra: 82).
2. Orang yang selalu menjaga lisannya dari berkata kotor, mencaci-maki, dan menghujat (Wa Haafidzii lisan).
Golongan kedua ini termasuk orang-orang yang beriman. Disebutkan dalam sebuah hadits Nabi SAW yang berasal dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ.
Artinya: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir hendaklah dia berkata yang baik, atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir menghormati tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dari hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menjelaskan, ada 14 macam bahaya lidah, salah satunya adalah perkataan yang tidak bermanfaat yang dapat membuat hati kasar.
3. Orang yang memberi makan terhadap orang yang kelaparan (Wa Muth'mimul Jii'an)
Golongan ketiga adalah orang yang senantiasa membantu orang yang membutuhkan. Allah SWT akan membalas kebaikan yang dilakukan oleh hambanya. Bahkan, kelak di hari kiamat Allah SWT akan memberikan makan dari buah-buahan surga.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Siapa pun mukmin memberikan makan mukmin yang kelaparan, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan surga. Siapa pun mukmin yang memberi minum mukmin yang kehausan, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya minum dari minuman surga. Siapapun mukmin yang memberikan pakaian mukmin lainnya supaya tidak telanjang, pada hari kiamat nanti Allah akan memberinya pakaian dari perhiasan surga." (HR. Tirmidzi).
4. Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan (Wa Shooimiina Fi Syahri Ramadhan)
Golongan keempat adalah orang yang senantiasa menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Maka, bersyukurlah bagi mereka yang senantiasa melaksanakan puasa Ramadhan. Kehadiran mereka dirindukan oleh surga.
Allah SWT juga telah menyediakan pintu surga bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang berasal dari Sahl ra. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
Artinya: "Sesungguhnya di surga ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang-orang yang berpuasa di hari kiamat masuk dari pintu itu. Tidak dibolehkan seorang pun memasukinya selain mereka. Lalu dikatakan, 'Dimana orang-orang yang berpuasa?' Mereka pun bangkit, tidak ada seorang pun yang masuk kecuali dari mereka. Ketika mereka telah masuk, (pintunya) ditutup dan tidak seorang pun masuk lagi." (HR. Bukhari dan Muslim).
Sahabat hikmah, apakah kalian termasuk golongan yang dirindukan surga?
Setiap suami hendaklah bijaksana dan pandai memberi pengajaran atau wasiat kebajikan kepada istrinya. Sebaliknya, setiap istri hendaknya mengetahui hak-hak suaminya. Sebab, perkara yang pertama kali dipertanggungjawabkan seseorang di hari kiamat adalah keluarganya (istri) dan anak-anaknya.
Allah juga mengingatkan kita dalam Alqur'an: "Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka". (Surah At-Tahrim ayat 6).
(etika rumah tangga) Karya Syeikh Muhammad bin Umar An-Nawawi, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya): "Pertama kali yang ditanyakan (dihisab) kepada seorang istri pada hari kiamat adalah tentang salatnya dan suaminya."
Kata Beliau SAW, "Ada empat macam perempuan yang masuk surga dan empat macam perempuan yang lain masuk neraka."
1. Istri yang memelihara kesucian (kehormatan dirinya).
2. Istri yang menaati perintah Allah dan menaati suaminya.
3. Banyak anaknya, penyabar, mudah menerima pemberian sedikit dari suaminya, mempunyai rasa malu. Kalau suaminya tidak ada di rumah, ia memelihara dirinya dan harta suaminya. Kalau suaminya sedang di rumah ia mengekang lisannya.
4. Isteri yang ditinggal mati suaminya, ia mempunyai anak banyak tetapi ia menahan diri untuk kepentingan anak-anaknya. Memelihara dan berlaku baik pada mereka dan tidak menikah lagi karena khawatir jika menyia-nyiakan anak-anaknya itu.
1. Istri yang berlisan buruk pada suaminya, kalau suaminya sedang pergi ia tidak menjaga kehormatan dirinya. Jika suaminya berada di rumah lisannya terus mencerca dengan kata-kata yang buruk.
2. Istri yang membebani suaminya dengan beban yang tidak sanggup dipikulnya.
3. Istri yang tidak menutup dirinya dari lelaki lain, bahkan keluar rumah dengan dandanan berlebihan.
4. Istri yang tidak mempunyai aktivitas lain kecuali makan, minum, tidur dan tidak mempunyai kecintaan untuk melaksanakan salat, tidak menaati Allah dan Rasul-Nya dan tidak berusaha menaati suaminya.
Dari Sahabat Sa'ad bin Waqash, mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya seorang istri jika tidak membesarkan hati suaminya sewaktu mengalami kesempitannya, maka Allah akan melaknatnya dan begitu pula para malaikat semuanya ikut melaknat dirinya." (Baca Juga: Kisah Perempuan yang Selalu Berbicara dengan Bahasa Alquran)
Abu Ayyub Al-Anshari pernah mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Di langit dunia, Allah menciptakan (menempatkan 70.000 malaikat, dimana mereka melaknati setiap istri yang menghianati suaminya dalam penggunaan hartanya. Di hari kiamat kelak mereka dikumpulkan bersama para tukang sihir, para dukun, kendati sepanjang hidupnya dihabiskan untuk melayani suaminya".
Kemudian, Rasulullah SAW bersabda: "Allah mengharamkan setiap orang masuk surga sebelum aku, hanya saja melihat dari sebelah kananku seorang perempuan yang mendahului aku menuju pintu surga. Aku bertanya "Bagaimana perempuan ini mendahuluiku? Dijawab: "Hai Muhammad, dia adalah perempuan yang bagus. Ia mempunyai anak-anak yatim tetapi ia bersabar merawat mereka hingga mencapai usia baligh. Lalu dia bersyukur kepada Allah terhadap semua itu".
أَلَا أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ
Artinya: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud).
Hadits di atas menjelaskan bahwa wanita penghuni surga adalah wanita yang menjaga diri dari berbuat haram dan selalu berbakti kepada Allah serta suaminya. Istri tidak wajib taat atas suruhan dan arahan suami, yang bertentangan dengan hukum Allah SWT.
3. Selalu menjaga aib keluarga
Di dalam Islam, aib adalah sesuatu yang harus ditutupi dan tak boleh diumbar apalagi disebarluaskan. Aib diri sendiri, aib pasangan, hingga aib keluarga harus selalu dijaga dan ditutupi sebaik mungkin.
Tentunya, wanita yang pandai menutupi aib suami dan aib keluarga pun sangat dicintai Allah SWT. Wanita yang pandai menjaga aib maka ganjarannya adalah surga.
PRANALA.CO – Setiap umat Muslim menginginkan menjadi penghuni surga Allah. Surga adalah janji Allah SWT kepada mereka yang beriman dan beramal saleh, tempat yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan yang abadi.
Terdapat 4 wanita Muslim yang telah Allah janjikan surga karena akhlaknya yang terpuji.
Pertama, Khadijah binti Khuwailid
Khadijah binti Khuwailid istri pertama Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang luar biasa dalam sejarah Islam. Ia dikenal sebagai wanita mulia yang menjadi salah satu pendukung utama Nabi dalam dakwahnya.
Khadijah juga salah satu wanita yang dijanjikan surga oleh Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana dalam hadis dijelaskan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
أَتَى جِبْرِيلُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ أَتَتْكَ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا عَزَّ وَجَلَّ وَمِنِّي وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ
Pada suatu ketika Jibril pernah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil berkata, ‘Wahai Rasulullah, ini dia Khadijah. Ia datang kepada engkau dengan membawa wadah berisi lauk pauk, atau makanan atau minuman.’ ‘Apabila ia datang kepada engkau, maka sampaikanlah salam dari Allah dan diriku kepadanya. Selain itu, beritahukan pula kepadanya bahwa rumahnya di surga terbuat dari emas dan perak, yang di sana tidak ada kebisingan dan kepayahan di dalamnya. (HR. Bukhari, no. 3820 dan Muslim, no. 2432).
Kedua, Maryam binti Imran
Maryam binti Imran adalah ibu dari Nabi Isa yang dianggap sebagai salah satu nabi besar dalam Islam. Kehamilannya secara ajaib tanpa hubungan manusia membuatnya menjadi tanda kebesaran Allah. Dia adalah contoh ketabahan dan kepatuhan kepada Allah, menerima takdir-Nya dengan penuh keberanian dan keyakinan.
Selain itu, Maryam juga dikenal sebagai salah satu wanita paling dihormati dalam Islam karena ia mendedikasikan hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah.
Terlepas dari semua kesulitan yang dihadapinya dari orang-orang yang menuduh kesuciannya, dia tetap teguh dan menaati Allah dengan iman yang tak henti-hentinya. Allah menggambarkannya sebagai Al-Qonitin yaitu orang yang taat dan taat.
Sebagaimana disebutkan dalam Surat Thamrin ayat 12, yang berbunyi:
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرٰنَ الَّتِيْٓ اَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيْهِ مِنْ رُّوْحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمٰتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهٖ وَكَانَتْ مِنَ الْقٰنِتِيْنَ
Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan dia termasuk orang-orang yang taat. (QS. Thamrin: 12).
Ketiga, Asiyah Binti Muzahim
Asiyah adalah istri Firaun yang paling zalim dan kafir, namun dia beriman kepada Allah SWT. Asiyah binti Muzahim seorang tokoh luar biasa dalam sejarah Islam menjadi teladan keberanian, keimanan, dan ketangguhan.
Terlahir dari keluarga bangsawan, ia menjadi terkenal karena pengabdiannya yang tak tergoyahkan kepada Allah dan kasih sayang terhadap kemanusiaan.
Asiyah memilih untuk meninggalkan semua kekayaan dan posisinya sebagai Ratu karena keyakinannya kepada Allah dan menerima torture dari Fir’aun.
Dalam Alquran, Allah menyebutnya sebagai “contoh bagi orang-orang beriman” dan menyebutkan doanya untuk rumah di surga di dekat Allah. Berikut bunyi suratnya:
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim. (QS. Thamrin: 11).
Asiyah tetap teguh dalam iman dan komitmennya yang tak tergoyahkan kepada Allah, sehingga Allah menyimpan doanya dalam Alquran Surat Thamrin ayat 11 tersebut.
Keempat, Fatimah Binti Muhammad
Fatimah lahir di Mekah pada masa awal penyebaran Islam. Sebagai anak perempuan Nabi Muhammad dan Khadijah, ia tumbuh dalam lingkungan yang penuh keberkahan dan keteladanan.
Fatimah juga sebagai salah satu pendukung besar ayahnya dan merupakan teladan iman, kerendahan hati, kemurnian dan pengorbanan. Nabi Muhammad bersabda, yang artinya: “Fatimah adalah bagian dari diriku, dan siapa yang membuatnya marah, maka dialah yang membuatku marah.” (Sahih Al Bukhari).
Dalam hadis dijelaskan:
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلْتُهَا عَنْ بُكَائِهَا وَضَحِكِهَا قَالَتْ أَخْبَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ يَمُوتُ فَبَكَيْتُ ثُمَّ أَخْبَرَنِي أَنِّي سَيِّدَةُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ إِلَّا مَرْيَمَ بِنْتَ عِمْرَانَ فَضَحِكْتُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
Rasulullah ﷺ memanggil Fatimah, kemudian beliau berbisik kepadanya, tiba-tiba Fatimah menangis, kemudian beliau berbicara kepadanya (yang kedua kali), dan dia tersenyum.” Ummu Salamah melanjutkan; “Ketika Rasulullah ﷺ meninggal dunia, maka aku bertanya kepadanya perihal sesuatu yang membuatnya menangis dan tersenyum.” Fatimah berkata; “Rasulullah ﷺ telah mengabariku bahwa beliau akan meninggal dunia, maka aku menangis, kemudian beliau memberitahukan bahwa aku adalah wanita penghulu surga selain kepada Maryam binti Imran, maka aku pun tersenyum.” (HR. Tirmidzi).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap umat Muslim menginginkan surga Allah. Surga adalah janji Allah SWT kepada mereka yang beriman dan beramal saleh, tempat yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan yang abadi.
Terdapat 4 wanita Muslim yang telah Allah janjikan surga karena akhlaknya yang terpuji.
Siapakah Suami bagi Wanita Penghuni Surga?
Ustadz, teman ana bertanya sbb: Seorang istri mendapat syafaat dari suaminya –misalnya ibadah jihad– jika suaminya memilih bidadari surga sebagai istrinya, apakah istrinya yang di dunia akan menjadi istrinya di syurga, atau istrinya menikah dengan bidadara syurga? Bagaimana jawabannya? Wassalamu'alaikum,Ummi, bekasiJAWABAN: Alhamdulillah washolaatu wassalamu 'alaa Rasulillah waba'du,Ummi di Bekasi, karena pertanyaan ini berkaitan dengan aqidah, maka kami akan menjawab dengan menukil fatwa ulama.
Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata, bahwa Allah Azza wa Jalla hanya menyebutkan istri bagi suami (dalam surga) karena suami biasanya yang mencari dan dialah yang menginginkan terhadap wanita, oleh karena itu disebutkan istri-istri bagi para pria di dalam surga dan tidak disebutkan suami-suami bagi kaum wanita. Akan tetapi hal itu tidak bermakna mereka wanita tidak mendapatkan suami, namun mereka memiliki suami dari bangsa manusia.Wanita di dunia tidak terlepas dari keadaan-keadaan berikut yaitu: 1. Apabila wanita tersebut meninggal sebelum menikah yakni masih perawan,maka di surga kelak Allah Azza wa Jalla akan menikahkan wanita tersebut dengan dengan seorang laki dari penduduk bumi berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
عن محمد قال: اما تفاخروا واما تذاكروا: الرجال في الجنة اكثر ام النساء؟ فقال ابو هريرة: او لم يقل ابو القاسم صلى الله عليه وسلم "ان اول زمرة تدخل الجنة على صورة القمر ليلة البدر. والتي تليها على اضوا كوكب دري في السماء. لكل امرئ منهم زوجتان اثنتان. يرى مخ سوقهما من وراء اللحم. وما في الجنة أعزب؟"
Dari Muhammad berkata: “Apakah mereka saling berbangga atau saling mengingatkan: kaum laki di surga lebih banyak atau wanita? Maka Abu Hurairah berkata: Bukankah Abul Qasim shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya kelompok pertama yang masuk surga menyerupai bentuk bulan purnama, kemudian yang berikutnya secerah cahaya bintang di langit, setiap orang di sana memiliki dua orang istri, di mana dia dapat melihat sumsum mereka dari balik dagingnya. Dan di surga tidak ada bujangan” (HR Muslim No. 5062 Juz: 13 hal: 467, Maktabah Syamilah).Syaikh Utsaimin berkata: “Apabila wanita tersebut belum pernah menikah di dunia maka Allah akan menikahkannya dengan laki-laki yang disukainya di surga. Karena kenikmatan di surga tidak hanya terbatas untuk kaum laki saja, namun juga untuk kaum laki dan wanita, di mana yang termasuk kenikmatan: adalah menikah.2. Kondisi nomor satu di atas juga berlaku bagi wanita yang meninggal namun bercerai.3. Kondisi nomor satu di atas berlaku pula bagi wanita yang suaminya bukan termasuk penghuni surga.Syaikh Utsaimin berkata: “Apabila wanita tersebut termasuk ahli surga dan belum menikah, atau suaminya bukan termasuk ahli surga, maka apabila dia masuk surga maka di surga ada kaum laki-laki yang belum menikah sebelumnya, maka dia menikah dengan salah satu wanita tersebut.4. Adapun wanita yang meninggal setelah menikah –dia termasuk ahli surga– maka dia menikah dengan mantan suaminya di dunia.5. Adapun wanita yang suaminya meninggal lalu dia tidak menikah lagi setelah itu sampai dia meninggal maka wanita itu menjadi istrinya di surga.6. Adapun wanita yang suaminya meninggal lalu dia menikah lagi sesudahnya maka wanita tadi menjadi istri bagi suaminya yang terakhir meskipun wanita tadi sudah berkali-kali menikah, maka sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
عن ميمون بن مهران قال : خطب معاوية رضي الله عنه أم الدرداء ، فأبت أن تزوجه و قالت : سمعت أبا الدرداء يقول : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " المرأة في آخر أزواجها أو قال : لآخر أزواجها " أو كما قالت - و لست أريد بأبي الدرداء بدلا ) ( سلسلة الأحاديث الصحيحة للألباني).
Dari Maimun bin Mihran berkata: Mu’awiyah radhiyallahu anhu melamar istri Abu Darda’, namun dia tidak menerimanya dan berkata: Aku mendengar Abu Darda’ berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Wanita bersama suaminya yang terakhir,” dia berkata: dan aku tidak ingin pengganti untuk Abu Darda’ (hadits shahih dikeluarkan oleh Abu Ali Al-Harrani Al-Qusyairi dalam Tarikhul Riqqah (2/39/3) Silsilah Ahadits Shahihah karangan Syaikh Albani 3/25). Juga berdasarkan perkataan Hudzaifah radhiyallahu anhu kepada istrinya:
عن حذيفة – رضي الله عنه – لامرأته : ( إن شئت أن تكوني زوجتي في الجنة فلا تزوجي بعدي فإنالمرأة في الجنة لآخر أزواجها في الدنيا فلذلك حرم الله على أزواج النبي أن ينكحن بعده لأنهن أزواجه في الجنة)).أخرجه البيهقي في السنن
Dari Hudzaifah radhiyallahu anhu berkata kepada istrinya: “Jika kamu ingin menjadi istriku di surga maka jangan menikah lagi sesudahku: karena wanita di surga bersama suaminya yang terakhir di dunia oleh karena itu Allah mengharamkan kepada istri-istri Nabi untuk menikah lagi sesudahnya karena mereka adalah istri-istri Beliau di surga,” (dikeluarkan oleh Al Baihaqi dalam Sunannya (7/69-70).
Permasalahan: Sebagian mungkin berkata: bahwa dalam doa jenazah kita mengucapkan: "Dan gantilah untuknya suami yang lebih baik dari suaminya." Tapi apabila dia menikah, bagaimana kita mendoakannya sedangkan kita tahu bahwa suaminya di dunia adalah suaminya di surga dan apabila dia belum menikah maka di mana suaminya?
Jawabannya: Sebagaimana dikatakan Syaikh Utsaimin rahimahullah: Jika dia belum pernah menikah maka yang dimaksud yang lebih baik dari suaminya adalah suami yang telah ditentukan untuknya jika dia masih hidup, adapun jika dia pernah menikah maka yang dimaksudkan yang lebih baik dari suaminya yakni lebih baik dalam sifatnya di dunia karena pergantian adalah dengan mengganti zatnya sebagaimana jika kita menukar seekor kambing dengan unta misalnya, begitu juga dengan menggantikan sifatnya sebagaimana seandainya saya berkata kepada anda (semoga Allah mengganti kekufuran orang ini dengan keimanan, begitu pula seperti dalam firman Allah Ta’ala:
ويوم تبدل الأرض غير الأرض والسماوات
"(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa" (Qs. Ibrahim 48).Maksudnya buminya tetap bumi yang sama, akan tetapi dibentangkan dan langit pun tetap langit yang sama akan tetapi dibelah. Wallahu a’lam bis-shawab. [abu roidah/voa-islam.com]
Baca artikel terkait:
Apakah Kenikmatan Wanita Ahli Surga Berbeda dengan Pria Ahli Surga?
Pertama, Khadijah binti Khuwailid
Khadijah binti Khuwailid istri pertama Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang luar biasa dalam sejarah Islam. Ia dikenal sebagai wanita mulia yang menjadi salah satu pendukung utama Nabi dalam dakwahnya.
Khadijah juga salah satu wanita yang dijanjikan surga oleh Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana dalam hadis dijelaskan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
أَتَى جِبْرِيلُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ أَتَتْكَ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا عَزَّ وَجَلَّ وَمِنِّي وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ
Pada suatu ketika Jibril pernah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil berkata, ‘Wahai Rasulullah, ini dia Khadijah. Ia datang kepada engkau dengan membawa wadah berisi lauk pauk, atau makanan atau minuman.’ ‘Apabila ia datang kepada engkau, maka sampaikanlah salam dari Allah dan diriku kepadanya. Selain itu, beritahukan pula kepadanya bahwa rumahnya di surga terbuat dari emas dan perak, yang di sana tidak ada kebisingan dan kepayahan di dalamnya. (HR. Bukhari, no. 3820 dan Muslim, no. 2432).
Kedua, Maryam binti Imran
Maryam binti Imran adalah ibu dari Nabi Isa yang dianggap sebagai salah satu nabi besar dalam Islam. Kehamilannya secara ajaib tanpa hubungan manusia membuatnya menjadi tanda kebesaran Allah. Dia adalah contoh ketabahan dan kepatuhan kepada Allah, menerima takdir-Nya dengan penuh keberanian dan keyakinan.
Selain itu, Maryam juga dikenal sebagai salah satu wanita paling dihormati dalam Islam karena ia mendedikasikan hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah.
Terlepas dari semua kesulitan yang dihadapinya dari orang-orang yang menuduh kesuciannya, dia tetap teguh dan menaati Allah dengan iman yang tak henti-hentinya. Allah menggambarkannya sebagai Al-Qonitin yaitu orang yang taat dan taat.
Sebagaimana disebutkan dalam Surat Thamrin ayat 12, yang berbunyi:
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرٰنَ الَّتِيْٓ اَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيْهِ مِنْ رُّوْحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمٰتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهٖ وَكَانَتْ مِنَ الْقٰنِتِيْنَ
Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan dia termasuk orang-orang yang taat. (QS. Thamrin: 12).
Lihat halaman berikutnya >>>
Selasa, 14 Jumadil Akhir 1446 H / 30 Maret 2010 12:54 wib
إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
Artinya: "Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR. Ahmad 1/191).
2. Wanita yang menjaga dirinya
Ciri wanita penghuni surga yang kedua adalah wanita yang menjaga diri. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya: